GenPI.co - Wakil Ketua Komisi X DPR RI MY Esti Wijayati sedih saat mendengar jawaban Menbud Fadli Zon terkait kasus pemerkosaan massal pada 1998.
Peristiwa itu terjadi saat Komisi X DPR RI menggelar Rapat Kerja (Raker) bersama Menbud Fadli Zon di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (2/7) kemarin.
Fadli Zon awalnya menerima kritikan para legislator di Komisi X itu mengenai pernyataannya yang meragukan perkosaan massal pada 1998.
BACA JUGA: Fraksi PDIP Tegas, Proyek Fadli Zon soal Penulisan Ulang Sejarah Harus Disetop
Dia mengungkapkan sudah membaca laporan majalah Tempo pada 1998 yang menyebutkan kesulitan menemukan korban.
“Majalah tempo 98, seorang wartawan investigasi tiga bulan, kesulitan. Sydney Jones menyebut tidak bertemu satu korban pun,” katanya dikutip dari JPNN, Kamis (3/7).
BACA JUGA: PDIP Kaget Pemilu Nasional dan Daerah Dipisah, UU Harus Banyak Disesuaikan
Politikus Partai Gerindra itu juga telah membaca data Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) dan dirinya pun siap diajak debat mengenai pemerkosaan massal.
“Data TGPF saya punya bundelnya lebih lengkap danb banyak. Kita bisa berdebat. Kalau ada, kita harus kutuk,” ujarnya.
BACA JUGA: Acara Bulan Bung Karno Dipusatkan di Blitar, Diisi Pidato Ketum PDIP Megawati
Dia kemudian meminta seluruh pihak tidak terprovokasi kekuatan asing dalam menyikapi dugaan pemerkosaan massal 1998.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News
