GenPI.co - Basarnas mengoptimalkan penggunaan alat beras dalam proses evakuasi korban runtuhnya bangunan Pondok Pesantren Al-Khoziny di Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur.
Direktur Operasi Basarnas Yudhi Bramantyo mengatakan pihaknya berkoordinasi dalam penggunaan alat berat ini demi memastikan keselamatan personel dan efektivitas evakuasi.
Yudhi menyebut perlu pengaturan lebih rinci antara operator alat berat dan tim penyelamat.
BACA JUGA: Korban Runtuhnya Ponpes Al Khoziny Capai 113 Orang, 10 Meninggal Dunia
“Kami sudah koordinasi dengan Dandim selaku penanggung jawab alat berat agar penggunaannya lebih tepat. Ada beberapa titik yang sebaiknya tidak digarap alat berat, tetapi dilakukan manual oleh personel kami,” kata Yudhi, dikutip Sabtu (4/10).
Yudhi membeberkan ada lokasi yang serpihan betonnya harus dipotong terlebih dahulu bagian strukturnya.
BACA JUGA: RS Bhayangkara Siapkan Kontainer Freezer untuk Jenazah Korban Ponpes Al Khoziny
Setelah itu penyelamat baru turun langsung untuk mengevakuasi korban.
“Kami bagi tim menjadi tiga sektor agar pencarian lebih cepat, tetapi tetap prinsipnya, keselamatan personel nomor satu,” ungkap dia.
BACA JUGA: Unesa Beri Trauma Healing untuk Korban Runtuhnya Ponpes Al Khoziny
Sebelumnya, Basarnas mengevakuasi 9 jenazah dengan kombinasi metode manual dan dukungan alat berat.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News


















































