GenPI.co - Konflik di Timur Tengah telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan petani dan pedagang biji-bijian Brasil, Sabtu (29/6).
Dilansir Reuters, Timur Tengah dikenal sebagai importir makanan utama dan pemasok strategis pupuk seperti Iran.
Situasi ini terjadi di tengah panen jagung dalam skala besar dan persiapan musim tanam kedelai 2025/2026.
BACA JUGA: Akibat Perang Iran dan Israel, Mehdi Taremi Tak Bisa Gabung ke Inter Milan
Pendiri perusahaan dagang AgriBrasil Frederico Humberg memperkirakan kerugian bagi produsen biji-bijian Brasil bisa mencapai 5 miliar real (USD 910 juta).
Ada lonjakan harga input seperti urea, nutrisi utama bagi tanaman jagung, yang sempat naik hingga USD 100 per metrik ton.
BACA JUGA: Iran Marah Besar, AS Sebut Tidak Ingin Perang Setelah Serangan Udara
Selain itu, biaya angkutan laut juga meningkat hingga 20% atau sekitar USD 7 dolar per metrik ton di beberapa jalur perdagangan.
"Kami masih punya 80 juta ton untuk dikirim," ujar Humberg, merujuk pada sisa ekspor jagung dan kedelai Brasil.
BACA JUGA: Ekonomi Rusia Kian Goyah di Tengah Sanksi dan Perang
Iran memainkan peran penting dalam rantai pasok ini.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News
