Catatan Dahlan Iskan: Telat Merdeka

1 month ago 38
 Telat Merdeka - GenPI.co
Dahlan Iskan. Foto: Disway

GenPI.co - Kalau saja Indonesia merdeka 45 hari sebelum 17 Agustus 1945; mungkin kita lebih beruntung. Bisa punya pemenang hadiah Nobel.

Tokoh itu tewas dipancung tentara Jepang di Ancol tanggal 3 Juli 1945.

Anda sudah tahu siapa nama orang hebat itu: Achmad Mochtar. Setelah dihukum pancung oleh Jepang, mayatnya dimasukkan ke sumur rawa. Lokasinya, kini, di dalam lingkungan Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta. Rawa-rawa di masa lalu.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Pesta Apa

Anda harus pernah sekali ziarah ke sana. Utamanya para dokter. Tapi Anda harus bayar Rp 150.000. Itu kalau Anda naik mobil bersama satu teman.

Bukan Achmad Mochtar yang mengenakan tarif itu. Tapi itu karena Anda harus melewati gerbang lokasi daerah wisata Taman Impian Jaya Ancol.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Demo Sengkuni

Menjelang 17 Agustus Jumat lalu saya ziarah ke makam Achmad Mochtar itu. Saya sudah mencoba jelaskan bahwa saya tidak akan rekreasi. Hanya ziarah kubur. Tetap saja harus bayar Rp 150.000. Dugaan saya: itu karena saya tidak punya surat undangan dari Achmad Mochtar bahwa saya hanya akan ke makamnya.

Tidak diragukan lagi: Achmad Mochtar adalah dokter dan peneliti serius pertama yang dimiliki bangsa ini. Ia-lah yang menemukan teori bahwa orang yang mengalami kekurangan vitamin B1 bisa meninggal dunia --karena sakit beri-beri.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Tiga Proposal

Jenis sakit itu pula yang menyebabkan direktur lembaga penelitian penyakit menular dan genom terkemuka, Lembaga Eijkman, meninggal dunia. Ia berkebangsaan Belanda. Profesor. Dokter. Namanya Anda sudah tahu: W.K. Martens.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Read Entire Article
Kuliner | Cerita | | |