GenPI.co - Proses identifikasi jenazah korban runtuhnya bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, diperkirakan membutuhkan waktu sekitar 3 hari.
Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Kabiddokkes) Polda Jawa Timur Komisaris Besar Polisi M Khusnan mengatakan tim Disaster Victim Identification (DVI) menerima 8 kantong jenazah
"Tes DNA menjadi solusi terakhir apabila identifikasi visual maupun sidik jari tidak memungkinkan,” kata dia, dikutip Sabtu (4/10).
BACA JUGA: Korban Runtuhnya Ponpes Al Khoziny Capai 113 Orang, 10 Meninggal Dunia
Khusnan menjelaskan waktu yang dibutuhkan untuk hasil tes DNA bisa cepat atau lambat.
Dia mengungkapkan dari 8 jenazah yang diterima. 5 di antaranya proses identifikasi, tetapi masih memerlukan pendalaman lebih lanjut.
BACA JUGA: RS Bhayangkara Siapkan Kontainer Freezer untuk Jenazah Korban Ponpes Al Khoziny
Sedangkan 3 jenazah lainnya masih dalam tahap pemeriksaan.
Dia menyebut identifikasi paling efektif dilakukan dengan data gigi. Hal ini terutama bagi korban yang memiliki riwayat pemeriksaan gigi atau foto panoramik.
BACA JUGA: Unesa Beri Trauma Healing untuk Korban Runtuhnya Ponpes Al Khoziny
Di sisi lain, sidik jari juga dapat dipakai. Namun, kondisinya banyak yang rusak akibat faktor alamiah lantaran jenazah lebih dari 3 hari.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News


















































