GenPI.co - Ketua DPP PBNU Savic Ali mengungkapkan kalangan Nahdlatul Ulama menolak keras usulan pemberian gelar Pahlawan Nasional kepada Presiden ke-2 RI Soeharto.
Savic Ali mengatakan sampai saat ini PBNU memang belum mengeluarkan pernyataan sikap resmi terkait adanya usulan gelar pahlawan kepada Soeharto.
“PBNU belum memberi pernyataan sikap resmi. Namun banyak kiai serta warga NU menolak keras Soeharto diberi gelar pahlawan,” katanya dikutip dari JPNN, Sabtu (8/11).
BACA JUGA: Gus Mus Sebut Orang NU Tidak Paham Sejarah Jika Dukung Soeharto Jadi Pahlawan
Hal tersebut disampaikannya dalam diskusi yang digelar Islami.co, bertajuk NU, PNI, dan Kekerasan Orde Baru di Ciputat, Jumat (7/11).
Sementara, Budayawan Hairus Salim mengatakan Pemilu 1971 merupakan simbol kekerasan. Sebab saat ini sudah bukan demokrasi lagi.
BACA JUGA: Pengurus PP Muhammadiyah Sebut Soeharto Akhir Hayat Terdakwa
“Desa-desa dijaga tentara, wartawan ditangkap, media dibungkam. Pemilu 1971 bulan demokrasi,” tuturnya.
Aktivis muda NU Lily Faidatin menyampaikan mengenai penolakan gelar pahlawan kepada Soeharto dari perspektif generasi muda.
BACA JUGA: Muhammadiyah Sebut Soeharto Sosok Penting, Gelar Pahlawan Layak Disandang
“Sebagai Gen Z dan santri, saya menolak Soeharto diberi gelar pahlawan nasional. Terlalu banyak luka dari masa Orde baru yang belum disembuhkan,” ujarnya.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News
