GenPI.co - Korban runtuhnya bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, mendapat pendampingan dari Subdirektorat Mitigasi Crisis Center (SMCC) Universitas Negeri Surabaya (Unesa).
Kepala SMCC Unesa Wiryo Nuryono mengatakan pihaknya memberikan layanan konseling dan trauma healing kepada korban.
“Kehadiran kami untuk membantu meringankan beban psikologis yang dirasakan korban setelah kejadian tersebut, sehingga bisa lebih tenang dan kuat secara mental,” kata dia, dikutip Jumat (3/10).
BACA JUGA: Tidak Ada Tanda Kehidupan Lagi, Evakuasi Korban Ponpes Al Khoziny Gunakan Alat Berat
Wiryo menjelaskan insiden ini sangat berdampak pada kondisi psikologis korban, keluarga besar, dan warga sekitar, khususnya anak-anak.
Pihaknya memberikan trauma healing melalui pendekatan permainan sederhana seperti menggambar, stik berwarna, hingga aktivitas menghibur.
BACA JUGA: ITS Sebut Runtuhnya Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Akibat Gagal Struktur di Semua Elemen
Di sisi lain, pendampingan untuk orang dewasa dilakukan dengan membantu individu memproses pengalaman traumatis, menstabilkan kondisi emosional, dan supaya kembali menjalani kehidupan sehari-hari.
“Kami menggunakan berbagai metode psikologi untuk mengubah cara ingatan traumatis disimpan dan dirasakan korban, sehingga mengurangi penderitaan emosionalnya,” papar dia.
BACA JUGA: Area Reruntuhan Ponpes Al Khoziny Harus Kosong, Struktur Rapuh Hambat Evakuasi Korban
Layanan ini dijalankan tim yang terdiri dari dosen, psikolog, dan mahasiswa.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

















































