
GenPI.co - Dengan wajah dicat gelap dan pistol di tangan, Takuma Hiyane, remaja berusia 19 tahun, merayap di atas tanah berdebu di Okinawa, Jepang.
Bersama rekan-rekannya, Hiyane mengikuti latihan militer sebagai bagian dari pelatihan dasar Pasukan Bela Diri Jepang (SDF).
SDF berada di garis depan pertahanan negara yang kian siaga terhadap meningkatnya ambisi teritorial China.
BACA JUGA: Kapal Induk Kerajaan Singgah di Tokyo, Jepang dan Inggris Perkuat Aliansi
Pemerintah mulai meningkatkan anggaran pertahanan sejak 2023 dan menargetkan pengeluaran militer mencapai 2% dari PDB pada akhir tahun fiskal 2027.
Meski ancaman geopolitik meningkat, menarik minat generasi muda untuk bergabung dengan militer tetap menjadi tantangan berat.
BACA JUGA: Korea Selatan dan Jepang Sepakat Tinggalkan Sejarah Kelam, Bangun Masa Depan Bersama
Hiyane, yang sebelumnya merupakan atlet bulu tangkis di sekolah menengah, memutuskan mendaftar setelah lulus pada Maret lalu.
Dia mengaku terdorong oleh keinginan untuk membantu korban bencana.
BACA JUGA: Populasi Jepang Turun Drastis, Kelahiran Rendah dan Penuaan Penduduk Jadi Tantangan
Dia pun memilih berhati-hati saat ditanya soal isu pertahanan nasional.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News