GenPI.co - Sistem pendidikan di Gaza kini berada di ambang kehancuran total setelah dua tahun perang yang melelahkan.
Dilasir AFP, Senin (10/11), hal itu diungkapkan Direktur Regional UNICEF untuk Timur Tengah dan Afrika Utara Edouard Beigbeder.
Beigbeder khawatir akan munculnya "generasi yang hilang", anak-anak yang tumbuh tanpa pendidikan dan berkeliaran di jalanan tanpa masa depan yang pasti.
BACA JUGA: Gaza Hadapi Ledakan Wabah Penyakit, WHO: Rumah Sakit Nyaris Tidak Berfungsi
"Ini tahun ketiga tanpa sekolah. Jika tidak ada langkah nyata untuk memulai kembali pendidikan pada Februari mendatang, kita akan memasuki tahun keempat. Saat itu, kita bisa berbicara tentang generasi yang hilang," jelasnya.
Konflik berkepanjangan antara Israel dengan Hamas telah menghancurkan sebagian besar wilayah Gaza, memaksa hampir seluruh penduduknya mengungsi dan melumpuhkan layanan publik.
BACA JUGA: Setiap Langkah di Atas Puing Gaza: Perjuangan Nenek dan Tiga Cucunya
"Kehancuran ada di mana-mana. Sulit membayangkan 80 persen wilayah rata dengan tanah," kata Beigbeder.
Meski gencatan senjata yang dimediasi Amerika Serikat mulai berlaku pada awal Oktober, hanya sekitar seperenam anak-anak Gaza yang bisa kembali belajar di pusat pembelajaran sementara.
BACA JUGA: Gencatan Senjata Bawa Secercah Harapan, Anak-anak Gaza Menanti Daging dan Ayam
Di sana, anak-anak mengikuti tiga hari pelajaran per minggu untuk membaca, menulis, dan berhitung. Jauh dari standar pendidikan formal.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News
