GenPI.co - Kecerdasan buatan (AI) kini menjadi senjata utama dalam perang digital global.
Rusia, China, Iran, dan Korea Utara secara signifikan telah meningkatkan penggunaan AI untuk meluncurkan serangan siber serta menyebarkan disinformasi terhadap Amerika Serikat.
Dilansir AP News, Sabtu (18/10), hal itu menurut laporan ancaman digital tahunan dari Microsoft.
BACA JUGA: Pusat Data Bawah Laut, Inovasi China Redam Panas dan Hemat Energi
Pada Juli 2025 saja, Microsoft mengidentifikasi lebih dari 200 kasus penggunaan AI oleh aktor asing untuk menciptakan konten palsu di internet.
Angka itu lebih dari dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya dan sepuluh kali lipat sejak 2023.
BACA JUGA: Kejuaraan Wushu Dunia 2025: Krisdayanti Wakili Indonesia di China
Laporan tersebut mengungkap bahwa musuh Amerika, baik itu negara, kelompok kriminal siber, maupun perusahaan peretas, makin canggih dalam memanfaatkan teknologi AI.
AI digunakan untuk membuat email phishing dalam bahasa Inggris yang meyakinkan, menyebarkan narasi menyesatkan, dan menciptakan avatar digital dari pejabat tinggi pemerintah.
BACA JUGA: Rusia Dituding Pasok Peralatan Militer ke China, Taiwan Terancam Serangan Udara
Tujuannya beragam, mulai dari mencuri data rahasia, merusak layanan publik, hingga memeras perusahaan.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

















































