GenPI.co - "Jadi, beliau itu sudah tahu bagaimana cara membuat pertumbuhan ekonomi delapan persen," ujar Burhanuddin Abdullah, salah satu tokoh perumus ekonomi tim Prabowo.
Prabowo, katanya, adalah satu-satunya presiden yang menyiapkan diri sejak lama untuk menjadi presiden. Itu dalam pengertian yang sebenarnya. Terutama dalam hal apa yang harus diperbuat seandainya bisa jadi presiden sebuah negara bernama Indonesia.
Sudah sangat lama saya tidak bertemu dengan Burhanuddin Abdullah. Dalam komunikasi lewat WA saya selalu memanggilnya Prof –singkatan profesor. Sudah lama pula saya ingin bertemu langsung. Selalu waktunya tidak cocok. Baru Rabu pagi lalu keinginan itu kesampaian.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Cium Kaki
Setelah duduk di ruang kerjanya, yang pertama ia ucapkan membuat saya kagok. "Saya harus klarifikasi dulu. Agar Pak Dahlan tidak jadi sumber hoax," katanya.
Ada apa gerangan. "Saya itu bukan profesor," katanya lirih. Lalu Burhanuddin mengisahkan riwayat mengapa banyak orang memanggilnya profesor.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Hati Robot
"Orang pertama yang memanggil saya profesor itu Idrus Marham di DPR. Mungkin karena melihat kok anak buah saya profesor semua. Dikira atasannya pasti profesor," katanya.
Yang lebih ''parah'' saat ada acara besar dengan (waktu itu capres) Prabowo Subianto. Di podium sang capres menyebut gelar Burhanuddin panjang sekali: profesor, doktor, insinyur Burhanuddin Abdullah. "Mati aku. Tidak bisa klarifikasi," guraunya. "Doktor pun saya ini hanya HC," katanya.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Hati Hitam
Bahwa ia seorang insinyur itu benar. Insinyur pertanian. Alumnus Universitas Padjajaran, Bandung. Pernah bekerja di Unilever. Lalu masuk Bank Indonesia –yang lagi mencari analis bidang pertanian.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News


















































