Catatan Dahlan Iskan: Hidup Mati

3 weeks ago 21
 Hidup Mati - GenPI.co
Dahlan Iskan. Foto: Disway

GenPI.co - Ini urusan hidup atau mati. Kalau hidup bagaimana caranya. Kalau mati, tinggal tunggu besok atau lusa. Anda sudah tahu, saya akan menulis apa: bisnis udang. Yang kondisinya lagi kritis. Stadium empat.

Amerika Serikat menolak udang dari Indonesia. Satu juta tenaga kerja terancam kehilangan pekerjaan. Petambak udang menghadapi sakaratul maut.

Hampir 70 persen udang kita diekspor ke Amerika Serikat. Nilai devisa yang dihasilkan USD2,2 miliar. Untuk ekspor non-migas udang hanya kalah dari sawit. Udang adalah primadona Indonesia. Dan sang primadona kini lagi kena serangan jantung.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Kilang Subsidi

Amerika tidak salah. Tapi terlalu cepat ambil keputusan. Pemerintah kita tidak salah. Tapi dinilai lambat bergerak.

Peristiwa yang menyebabkannya sendiri Anda sudah tahu: di bulan Juli lalu. Saat itu Amerika menemukan kandungan radio aktif (Cs-137) di salah satu kontainer udang dari Indonesia. Eksporternya: PT BMS --Bahari Makmur Sejati.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Sun Dermawan

PT BMS tidak punya tambak udang. Ia pedagang udang. Pedagang besar. Ia memiliki pabrik processing udang. Memiliki cold storage. Besar sekali. Di empat lokasi: Surabaya, Banyuwangi, Medan, dan di Cikande, Serang.

Yang di Cikande inilah yang jadi sumber masalah. BMS sendiri heran kenapa gudangnya bisa terkontaminasi Cs-137. Menjawabnya mudah: Cs-137 tidak ada di alam. Itu radioaktif buatan manusia: produk sampingan proses nuklir berbahan bakar uranium.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Damsyik Berseri

Pemakai Cs-137 biasanya pabrik baja. Yakni untuk mengukur ketebalan baja. Radiasi Cs-137 bisa menembus benda pun sepadat baja.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Read Entire Article
Kuliner | Cerita | | |