
GenPI.co - Korea Selatan mulai mengandalkan kekuatan lunak (soft power) untuk menopang ekonomi nasional.
Dilansir Reuters, Jumat (29/8), gelombang Korea atau Hallyu menjadi senjata strategis baru bagi negara dengan ekonomi terbesar keempat di Asia ini.
Meski pertumbuhannya pesat, kontribusi sektor budaya terhadap ekonomi nasional masih jauh lebih kecil dibandingkan sektor manufaktur.
BACA JUGA: Kecam Latihan Militer AS-Korea Selatan, Kim Jong Un Perintahkan Perluasan Nuklir
Perusahaan hiburan Korea Selatan kini melirik wilayah baru seperti Amerika Latin, India, dan Timur Tengah sebagai pasar potensial.
HYBE, agensi boyband BTS, menjalankan audisi di Amerika Latin untuk membentuk boyband baru setelah sebelumnya sukses meluncurkan grup KATSEYE di Amerika Serikat.
BACA JUGA: Korea Selatan dan Jepang Sepakat Tinggalkan Sejarah Kelam, Bangun Masa Depan Bersama
"Sudah saatnya kita perluas definisi Hallyu. Konten yang diproduksi di luar negeri dengan modal atau arahan Korea tetap bagian dari Hallyu," ujar CEO HYBE Jason Jaesang Lee.
Ekspor kekayaan intelektual Korea Selatan mencapai USD 9,85 miliar pada 2024, naik lebih dari tiga kali lipat dalam satu dekade.
BACA JUGA: Operasi Plastik di Korea Selatan, Asri Welas: Kemarin Kulitnya Turun Banget
Namun, angka itu masih kecil dibandingkan ekspor barang yang mencapai USD 696,2 miliar pada tahun yang sama.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News