GenPI.co - Royal College of Psychiatrists (RCPsych) mendukung penggunaan ketamin sebagai pengobatan depresi dalam lingkungan klinis yang terkendali.
Dilansir PA Media, Sabtu (27/9), lembaga tersebut menyebut obat-obatan psikedelik lainnya seperti MDMA dan LSD, masih memerlukan penelitian lanjutan sebelum bisa digunakan secara luas dalam praktik medis.
RCPsych menyebut ketamin sebagai obat yang paling banyak diteliti untuk pengobatan depresi.
BACA JUGA: Cara Efektif Mengelola Stres untuk Meredakan Masalah Pencernaan, Jaga Perut
Ketamin juga sedang dipelajari untuk gangguan lain seperti OCD, PTSD, dan ketergantungan alkohol serta kokain.
Selain itu, versi semprotan hidung dari ketamin telah disetujui di Skotlandia untuk pasien dengan depresi yang resistan terhadap pengobatan.
BACA JUGA: Cara Menjaga Pikiran Tetap Jernih dan Tenang, Bebas Stres
Meski riset awal terhadap psikedelik lain menunjukkan hasil menjanjikan, RCPsych mengingatkan bahwa klaim manfaat sering kali melebihi bukti ilmiah yang tersedia.
"Ada risiko sensasi seputar psikedelik menutupi pentingnya praktik klinis yang baik," ujar Ketua Komite Psikofarmakologi RCPsych Prof. Oliver Howes.
BACA JUGA: 5 Manfaat Skin to Skin untuk Ibu Seusai Melahirkan, Bisa Mengurangi Stres
Dia mengatakan pengembangan terapi baru harus tetap berbasis bukti yang kuat dan pengawasan klinis yang ketat.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News


















































